Sabtu, 23 April 2011

Ketika anak-ku Menjadi Pemimpin di 2055 kelak


Suatu hari tanggal 14 april 2080 di terik dan menyengatnya suasana luar yang sebegitu menakutkan dan seakan menjadi hantu waktu itu. Di mana sinar mentari terasa langsung beradiasi memancar tanpa penghalang sebagai akibat lubang ozon "perisai alami" sudah bolong bahkan runtuh oleh sekian banyak polusi, freon,radikal bebas serta efek rumah kaca ditambah lagi hutan kalimantan sebagai paru paru dunia telah rata dan tersisa hanya onggokan tanah berlumpur hasil reka ulang tambang batu bara dan guratan sawit berjuta hektar. Sehingga keluar rumahpun ku harus memakai pakaian anti radiasi dan lotion anti kanker kulit. dan tak heran juga kalau semua orang terasa enggan untuk keluar ruangan mereka sibuk dengan urusan dan protectnya masing masing.
Mustahil lagi melihat layang layang ataupun anak anak bermain di taman seperti layaknya di tahun 2011....ketika kumulai lahir di muka bumi nusantara. tak bisa kuulangi lagi ingatanku ketika bapak bercerita tentang penggembala dan hewan ternaknya, kini sapi, kambingpun turut hidup di ruangan dengan asupan protein praktis berupa kapsul dan vitamin.
Sebagai pemimpin sudah sepatut dan sepantasnya saya memikirkan kelestarian alam ini. Dengan niat dan dalih suci bahwa bumi ini adalah titipan untuk anak cucu kita bukan warisan dari orang tua kita yang harus di habiskan. Jadi ingat sama semboyan dulu di tv -tv swasta banyak gerakan dan gebrakan"sejuta pohon", Go green,
serta serangkaian komitmen yang dulu hampir tiap hari minggu diberitakan dengan kaos baru dan logo baru.
Tapi kini akankah itu bisa kuulangi lagi...kayaknya sudah terlambat, yang bisa dilakukan sebatas analisa, tanpa bisa mengulang siklus paten yang sudah ada. Karena semua semboyan dan gerakan rasanya sudah di ambil sejak aku masih kecil, kata kata sudah hampir semua terpakai, konsep dan ilmu sudah semua di aplikasikan tapi namanya juga manusia, semakin tinggi pingin bertingkah sebagai malaikat semakin rendah ingin berbuat terasa setan.
Yang bisa kulakukan sekarang hanya termenung dan merewind masa kecil andai saja pintu ajaib doraemon itu ada, bisakah aku kembali ke masa lalu dan ku rekam sedikit masa kini untuk dipertontonkan ke mereka. Sehingga generasiku kini bisa lebih merasa bahwa bumi ini bisa bersahabat kepadaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar