Sabtu, 23 April 2011

Ketika anak-ku Menjadi Pemimpin di 2055 kelak


Suatu hari tanggal 14 april 2080 di terik dan menyengatnya suasana luar yang sebegitu menakutkan dan seakan menjadi hantu waktu itu. Di mana sinar mentari terasa langsung beradiasi memancar tanpa penghalang sebagai akibat lubang ozon "perisai alami" sudah bolong bahkan runtuh oleh sekian banyak polusi, freon,radikal bebas serta efek rumah kaca ditambah lagi hutan kalimantan sebagai paru paru dunia telah rata dan tersisa hanya onggokan tanah berlumpur hasil reka ulang tambang batu bara dan guratan sawit berjuta hektar. Sehingga keluar rumahpun ku harus memakai pakaian anti radiasi dan lotion anti kanker kulit. dan tak heran juga kalau semua orang terasa enggan untuk keluar ruangan mereka sibuk dengan urusan dan protectnya masing masing.
Mustahil lagi melihat layang layang ataupun anak anak bermain di taman seperti layaknya di tahun 2011....ketika kumulai lahir di muka bumi nusantara. tak bisa kuulangi lagi ingatanku ketika bapak bercerita tentang penggembala dan hewan ternaknya, kini sapi, kambingpun turut hidup di ruangan dengan asupan protein praktis berupa kapsul dan vitamin.
Sebagai pemimpin sudah sepatut dan sepantasnya saya memikirkan kelestarian alam ini. Dengan niat dan dalih suci bahwa bumi ini adalah titipan untuk anak cucu kita bukan warisan dari orang tua kita yang harus di habiskan. Jadi ingat sama semboyan dulu di tv -tv swasta banyak gerakan dan gebrakan"sejuta pohon", Go green,
serta serangkaian komitmen yang dulu hampir tiap hari minggu diberitakan dengan kaos baru dan logo baru.
Tapi kini akankah itu bisa kuulangi lagi...kayaknya sudah terlambat, yang bisa dilakukan sebatas analisa, tanpa bisa mengulang siklus paten yang sudah ada. Karena semua semboyan dan gerakan rasanya sudah di ambil sejak aku masih kecil, kata kata sudah hampir semua terpakai, konsep dan ilmu sudah semua di aplikasikan tapi namanya juga manusia, semakin tinggi pingin bertingkah sebagai malaikat semakin rendah ingin berbuat terasa setan.
Yang bisa kulakukan sekarang hanya termenung dan merewind masa kecil andai saja pintu ajaib doraemon itu ada, bisakah aku kembali ke masa lalu dan ku rekam sedikit masa kini untuk dipertontonkan ke mereka. Sehingga generasiku kini bisa lebih merasa bahwa bumi ini bisa bersahabat kepadaku

Kamis, 21 April 2011

“Sregepo Sinau………”

Assalamualikum rasanya ucap syukur tak ayal akan selalu terucap dari bibir ini sekalian ikhlas puji doaku akan senantiasa terpanjat dari hati ini. Itu semua karena sebegitu besar nikmat yang tak ternilai harganya tercurahkan kepada kita sebagaimana takaran yang masing masing manusia telah ada secara kodatrinya. Perjalanan panjang hidup ini telah hampir sampai ke titik aman pertama yaitu seperempat abad lebih sedikit dengan segala rejeki yang menyertainya. Dimana seseorang sudah mulai menggapai cita cita yang di inginkan serta kejelasan akan kenikmatan duniawi mulai bisa terprediksi dan menghilangkan bayang bayang samar ketakutan.
Apabila melangkas napak tilas ke belakang tak sedikit pengorbanan yang bisa di sepelekan. Namun semua aral rintangan dan kerja keras adalah bumbu menuju kesuksesan. Seorang jenderal berpengaruh di Amerika Serikat Collin powell pernah berkata :
“Tiada rahasia untuk sukses. Kesuksesan adalah hasil dari persiapan, kerja keras dan belajar dari kegagalan.
Sebuah kegagalan adalah referensi yang sangat berharga bagi munculnya sebuah gold moment yang bernama keberhasilan. Terkadang yang kita butuhkan adalah sebuah energy positif akan keberhasilan, itu saja. Aura positif akan mendorong kita berbuat dan berhasil dengan nilai pencapaian yang positif juga.
Norman Vincent Peale
“People become really quite remarkable when they start thinking that they can do things. When they believe in themselves they have the first secret of success.”
Secara harfiah dapat diartikan sebagi berikut bahwa “Manusia menjadi sangat luar biasa saat mereka mulai berpikir bahwa mereka dapat melakukan banyak hal. Tatkala mereka percaya akan kemampuannya, mereka memiliki rahasia utama sebuah keberhasilan”.
Jika kita mau menyelami kehidupan apa kunci sukses dari sekian banyak orang yang kita anggap sukses di lingkungan sekitar kita, maka akan sangat sulit menentukan beberapa factor yang kemungkinan ada. Dari sebegitu banyak factor memiliki prosentase tersendiri dalam memberikan sumbangsih yang berbeda pula. Pendidikan mungkin menjadi alasan yang terlogis mengingat peran sertanya terutama dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang “character building”. Di Negara berkembang semacam Indonesia pendidikan adalah kunci sukses bagi seseorang sehingga bisa loncat strata dan mengubah kehidupan kearah yang lebih baik.
Banyak sekali cerita bak dongeng yang ada dan tidak sedikit menjadi motivator bagi sebagian banyak orang di negeri ini. Sebagai contoh anak petani yang bisa merengkuh kedudukan sebagai president director di salah satu perusahaan terkenal. Seorang anak desa mampu menjadi jenderal dan masih banyak lagi cerita nyata yang sebegitu inspiratifnya. Itu semua tak lain karena jalur pendidikan yang mengubah “old pattern” dimana orang yang sukses selalu seakan sudah merupakan takdir dan berasal dari kaum bangsaan dan colonial yang nenek moyangnya mempunyai darah istimewa untuk menjadi orang sukses. Hal itu wajar sebagai bentuk konsekuensi logis dari sekian lamanya Negara kita dijajah, sehingga salah satu doktrin sebagai jalan untuk tetap melanggengkan cengkeraman kekuasaan.
Teringat bagi sebagian besar kita bahwa para orang tua pernah berpesan dengan segala kata kata bijak dan petuahnya. Mereka hanya titip satu pesan yang tidak mungkin dapat di terima dengan akal pikiran seorang anak “ belajar yang rajin”. Terkadang sontak kita sedikit protes dengan hal itu, karena bagi kita belajar adalah suatu aktivitas yang jauh mengesalkan jika di sejajarkan dengan bermain bola sebuah aktivitas yang mampu mengeksploitasi seluruh rasa kegembiraan ,kebebasan dan kemerdekaan di kala itu. Di zaman hi tech sekarang ini rasanya game online ataupun play station menjadi barang yang ampuh untuk mengalahkan apa yang dinamakan “sregep sinau”.
Di jawa yang terkenal dengan budaya adiluhungnya, memilki sebuah warisan tradisi yang berkembang dan terpatri sebagai suatu doktrin tersendiri tentang arti penting pendidikan. Bagi mereka ( khususnya di jawa tengah dan sebagian jawa timur ) Memiliki sebuah pakem bahwa pendidikan anak di tempatkan di kasta tertinggi pencapaian hidup, bukan rumah, harta benda ataupun emas berlian yang melintang di leher dan tangan. Mereka lebih senang berujar ke orang lain bahwa mereka punya banyak anak dan telah lulus sarjana semua. Daripada dia harus bercerita punya rumah mewah ,mobil keluaran terbaru, ataupun tanah luas garapan yang terletak di semua tempat.
Dari mana kesadaran ini berasal, jika kita merunut ke zaman kerajaan, seakan hal itu sangatlah mustahil karena tingkat jenjang penggolongan masyarakat yang sangat kaku dibatasi oleh pola kasta. Karena pola itu pulalah seakan tidak ada jalan bagi seseorang untuk memperbaiki nasib loncat dari kasta satu ke kasta yang lebih atasnya. Suatu hal yang mustahil di kala itu untuk pindah kasta, seakan kasta itu adalah bagian ke enam dari panca indera yang otomatis ada sejak kita lahir ke dunia itu.
Di jawa sendiri banyak sekali kitab ataupun buku buku tentang pedoman hidup, yang merupakan hasil penggalian dari para Begawan yang sangat di patuhi di zamanya bahkan sampai sekarang. Salah satunya adalah pujangga kraton Surakarta Raden Ngabehi Ronggowarsito(15 Maret 1802 s/d 24 Desember 1873) yang menulis sebuah serat kalatida di ambil dari salah satu karya sastra terkenal dari prabu jayabaya raja Kediri kala itu, Adapun petikan Serat Kalatida yang dimaksud adalah sebagai berikut : “..Amenangi jaman edan, Ewuh aya ing pambudi, Milu edan nora tahan, Yen tan melu anglakoni,Boya kaduman melik, Kaliren wekasanipun, Ndilalah karsa Allah, Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada...”
Terjemahan bebasnya adalah: “Hidup di dalam jaman edan, memang repot. Akan mengikuti tidak sampai hati, tapi kalau tidak mengikuti geraknya jaman tidak akan mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan. Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga, sebahagianya orang yang lupa, masih lebih bahagia orang yang senantiasa ingat dan waspada”.

Kalimat terakhir yang selalu dipedomani adalah “…..Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada”, dimana jika didalami lebih lanjut bahwa untuk menghadapi zaman edan hanya dengan eling lan waspada yaitu ingat dan selalu waspada terhadap segala perubahan zaman, salah satu cara waspada adalah dengan pendidikan serta ilmu. Sehingga ilmu menjadi suatu yang wajib bagi sebagian besar penduduk jawa.

“Kembali ke benang merah” teringat dalang parto menggeret kembali sule dan andre ke pokok permasalahan. Sesungguhnya amat mendasar “bottom principal” jika segala kesuksesan kita berawal dari semangat jiwa dan sinergi gabungan dengan orang di sekeliling kita. Tidak mungkin bisa meraih sukses dengan segala derajat, pangkat dan embel embel yang kini melekat di dada dan pundak kita tanpa bantuan lampu penerang kita belajar, bollpoint “pilot” yang setia sepanjang masa, sampai mie instant yang sesekali memenuhi sepanjang aliran usus dan lambung ini. Kesemunya seperti bagian dari rangkaian elektronika dengan fungsinya masing masing sehingga arus listrik dengan “ampere” nya mampu menstimulasi dan mengalirkan semangat untuk satu tujuan terakhir bekerjanya system elektronika dengan baik.
Memang tak terlupa sedikitpun kata kata sakti yang selalu terngiang dan tak sedikitpun pernah terlupa. Kata kata motivator yang seolah seperti arus datar namun sesungguhnya cambuk maut penggugah dan pengubah masa depan. “Sregepo sinau….le” , sekelumit namun bermakna luas. Tetaplah bersemangat karena hanya dengan keyakinan,semangat dan doa gunung terjal kesemuan akan terkoyak dan terlebur dengan sendirinya`.
(Lettu Pnb Ageng Wahyudi,Pa Pnb Skadron Udara 6)

7 DAYS AND 5 HOURS IN A WEEK AT THE BORDER OF LEBANON AND ISRAEL


The hot Conflict between Lebanon and Israel has been starting since 1978 for a long about 30 years. The last booming conflict is 34 days war in south Lebanon at 2006. It damaged a thousand civilian dead from each other, and more building ,public facilities broken after that. The United Nation’s(UN) as a world country reseprentative has capabilities to take over all problem in this area.
The security council of UN give the mandate to all participant country for doing peace keeper operation in to area. At 11 august 2006 UN create resolutions 1701 for this manner. The new group as the part of UNDPKO was built to tak over the security in south Lebanon. It’s called UNIFIL ( United Nations Interim Force in Lebanon) compilation of all department from about 14 country from security council of UN member. It’s mission kept security from any violation and hostile in south Lebanon especially along border of Lebanon and Israel. It’s well known as Blue Line, the permanent line built a long 150 km as border to separate for two conflict party.
Indonesia as one of security council member and adapted the fundamental law 1945 that one our mission is join together to make peace in the world without anyone disturb. Our country sent the peace keaper contingent at 2006 to Lebanon join with UNIFIL. The contingent well knowns as “GARUDA”, the troops consist of 3 service from Indonesian army. They selection come from all part around Indonesia, in a while they put all symbol and the proudly to wear same atributhe blue barret and garuda on their uniform.
In November 2010 indonesia sent again our contingent to join with UNFIL, they known as GARUDA XXIII-E on duty for along a year. We located in Adhsit Al Qusayr a part of south Lebanon closed to BLUE LINE. Our main mission is to keep environment free from any hostile and nothing significant happen a long Blue Line that it can provocate any bigger escalation among them.
We conduct patrol a long a day and night also other activity for reached our mission. One of operation activity do a long the patrol it’s monitoring all of air violation that will be conducted by two parties. The person who responsibilty to do that is BALO “battalion Air Laisson Officer, the officer as branch of operation officer. Main task order is report all air violation in air space along the border to supper ordinate. In the conflict area all of any escalation or activity can provocate higher escalation become worse.
Mainwhile many task become responbility of BALO. According to Air Operation Of UNIFIL SOP refferences, we can run down the main task of BALO are to establish the procedure to request a flight, CASEVAC/MEDEVAC, define the responsibilities of each battalion regarding helipads in their AO, and allocate and coordinate the employment of UNIFIL Air assets inside the area .
Typical missions carried out by UNIFIL aircraft may include, but are not limited to the following. They are conducted in the order of priority listed:

MISSION PRIORITY
CASUALTY EVACUATION (CASEVAC) IMMEDIATE
SEARCH AND RESCUE RESPONSE (SAR) IMMEDIATE
VIPS AND PRIORITY PASSENGERS REQUIRED FC (HEAD OF MISSION)/CAO APPROVAL
RESUPPLY/CARGO/RECONNAISSANCE ROUTINE
MEDICAL EVACUATION (MEDEVAC) ROUTINE
TRAININGS AND EXERCISES FOR UNIFIL UNITS ROUTINE
PASSENGERS ROUTINE
WELFARE ROUTINE

Knowing that there are two different types of flights (Scheduled or Unscheduled flights, the last ones called Special Flights too), the request for one flight must take on account these points:

a. The Scheduled flight, previously approved by CAO (Chief Air Operations), will carry out the air mission requests (Recce, Transport, Cargo, etc.) submitted by different units if it is possible.

b. The Unscheduled or Special flights will proceed as Scheduled flights do regarding how to request an air mission request and its approval. These Unscheduled flights are requested to transport VIP personnel, civilians from ONU, journalists, special recces, etc.

SEKELUMIT CERITA DARI BALIK TEGANGNYA PENDUDUKAN ISRAEL


Sebuah cerita epos tentang perjalanan umat manusia di atas muka bumi dalam menjalankan misi suci berjuluk “peace keeper”. Sebuah profesi mulia di tengah tengah perseteruan kedua belah pihak yang saling menutup mata dan telinga. Sebuah peran besar dari luhurnya pemikiran perhimpunan bangsa bangsa sedunia yang terpayungi dalam suatu wadah yang terkenal dengan sebutan UN ( United nation). Sebuah badan terpaksa dilahirkan untuk menengahi konflik berpanjangan di perbatasan Lebanon-israel setelah pecahnya perang di daerah selatan Lebanon. Sebuah badan bernama UNIFIL ( United Nations Interim Force in Lebanon) di mandatkan berdasarkan resolusi dewan keamanan PBB no 425 tanggal 19 maret 1978 dan resolusi no 426 tanggal 19 maret 1978 dengan berbagai wewenang yang masih sangat terbatas. Namun dengan peningkatan eskalasi di tahun 2006 lahirlah resolusi baru dewan keamanan PBB n0 1701 tanggal 11 Agustus 2006 yang memberikan wewenang lebih besar dalam rangka ikut menengahi serta menjamin terjadinya perdamaian di sepanjang perbatasan Israel-lebanon atau terkenal dengan BLUE LINE. Sebagai manisfestasi politik luar negeri Indonesia dan amanat Negara yang salah satunya tercantum sebuah dedikasi untuk ikut serta menciptakan perdamaian dunia di kirimlah pasukan penjaga perdamaian yang di gelari pasukan Garuda XXIII.
Di akhir tahun 2010 dikirimlah kontingen ke lima berurun serta dalam kesatuan besar UNIFIL, kontingen Garuda XXIII E . Sebuah kontingen gabungan sekaligus kesatuan dari tiga matra TNI yang bersinergi melepas semua atribut melebur menjadi suatu kebersamaan “GARUDA”. Sebuah dinamika kehidupan dimulai dari sekian banyak rentetan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP ( standard Operational Procedure) sebagai peace keeper. Sesosok militer yang sengaja melepaskan ego,hati dan perangai sebagai seorang “combatan” menjadi seorang ksatria yang adil menututp mata tanpa merugikan kedua belah pihak yang tengah berseteru. “Not Like easy” semua aturan tindak tanduk dan semua perangai berbalikan dengan jiwa pasukan yang telah terbiasa dan mendarah daging untuk bertempur ( kill or to be killed) . Secara ekstrim jika dibelahpun hati ini semua putih tak ada sedikitpun warna lain dalam hati dan darah ini.
Tugas utama yang kita emban secara kasat mata cukuplah menantang. Sesuai dengan deployment dan organisasi yang di bebankan oleh UNIFIL, tugas yang kita emban cukup simple yaitu mencegah persitegangan di sepanjang perbatasan (Blue Line) serta menjamin tidak adanya lagi pasokan senjata illegal ke daerah perbatasan yang sewaktu waktu bisa disalahgunakan. Tugas tersebut di jabarkan dalam berbagai kegiatan yang diantaranya adalah patroli di seluruh area tanggung jawab sehingga terjamin tidak adanya peningkatan eskalasi khususnya peluncuran roket yang terkadang setiap waktu bisa muncul tanpa terduga. Selain itu dilakukan kegiatan territorial atau terkenal dengan wadah CIMIC. Sebuah kegiatan khas TNI dalam menggalang masyarakat sekitar dengan pendekatan budaya yang relative sama serta pendekatan kemanusiaan lainnya yang bermulti fungsi dalam meredam setiap gejolak yang mungkin bisa terjadi. Karakteristik masyarakat yang sangat reaktif, dapat di ibaratkan sebagai sekam yang aktif membara, dengan sedikit provokasi (pemantik) semua hal bisa dan akan sangat mungkin sekali terjadi.
Musuh yang utama bagi kita sebenarnya berasal dari dalam sendiri ( in side factor) dimana mengubah rutinitas di Indonesia yang sebegitu berbeda dengan kegiatan rutin yang ada. Terutama di tambah factor cuaca ekstrem yang sangat berbeda terkait perbedaan musim antara tropis dan kawasan sub tropis. Perbedaan cuaca ekstrem inilah yang terkadang menghambat jalannya rutinitas jika kita tidak benar benar siap. Namun semua dapat terlewati dengan bekal semangat dan kerja keras atas dasar ketulusan hati menjalankan tugas sekaligus menjaga martabat dan harga diri bangsa di tengah percaturan bangsa bangsa lain di dunia.
Rutinitas yang berputar setiap harinya secara permanen akan membentuk suasana kejenuhan tercipta dengan alaminya. Kondisi kejenuhan itulah yang terkadang dapat menimbulkan “bad effect” pada jalannya tugas. Peran serta jajaran dan kreatifitas setiap personel sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti itu. Aktifitas yang monoton tanpa diselingi sedikit banyak bumbu perubahan akan menghambat jalannya “brain strom” menuju ke suksesan misi.
Rutinitas keseharian di padati oleh jadwal stand by dan kesiapsiagaan, semua itu terjabarkan dalam serangkaian matrix kegiatan patrol dan kegiatan lain yang saling berterkaitan. Satuan atas dalam wewenang ini adalah UNIFIL menjabarkan serangkaian tugas yang dituangkan pada serangkaian “tasking order’ dan “fragmentasi order”

DI BAWAH NAUNGAN PEKIK GARUDA

Mentari bersinar sungguh malu hari ini, bersembunyi di balik bayang bayang dataran tinggi Golan yang kekar mencakar di arah timur laut compound ku tercinta (barak ku tercinta selama setahun ku bertugas). Di perbatasan Lebanon selatan dan Israel selama hampir 257 hari kedepan akan kulalui sebagai salah satu impresive journey di perjalanan panjang pengabdianku. Hari ini kubuka tirai rentang waktu dengan rutinitas menyiapkan segala perlengkapan untuk melaksanakan patroli. Kegiatan pokok yang menjadi tanggung jawabku sebagai pasukan penjaga hati dunia. Dingin dan ekstremnya cuaca tak sedikitpun menyurutkan niatku untuk ikhlas bersumbangsih memberikan kontribusi pada tegarnya nama GARUDA di tengah posisi percaturan dunia.
Tak terasa sudah 3 bulan purnama berlalu di atas angan dan kepala ini. Jika dirasakan terkadang waktu itu berlalu sungguh lambat ,lambat sekali mengalahkan lambatnya detiknya jarum jam ketika kita menunggu waktu istirahat di saat kita duduk di bangku sekolah. Dipisahkan rentang jarak ribuan kilometer diri ini sementara berbeda “posisi dan kedudukan” terpisah oleh dimensi waktu yang sulit sekali untuk tertembus. Terpisah dengan segala rutinitas, custom, keluarga dan orang terkasih yang sementara kami titipkan di pelukan hangat ibu pertiwi.
Terkadang terbesit rasa rindu akan nikmatnya nasi putih dan sambal teri yang setiap siang selalu membangkitkan gairah kerjaku setelah setengah hari penuh bertarung dengan peluh. Segarnya es buah pinggir jalan yang selalu menyapaku ketika terik “mentarinya Indonesia” menyengat dan melelehkan seluruh peluh ini. Apalagi keluargaku yang setiap saat setia menyapaku, keluarga kecil yang belum genap setahun berlalu kucoba kubentuk sebagai bahtera yang siap mengarungi lautan hidup ini. Masa masa indah kebersamaan sementara waktu ku depositokan sebagai jaminan untuk kubuka kembali sepenggal waktu ke depan.
Seperti rutinitas hari hari sebelumnya hari ini kudisibukan dengan kegiatan patroli keliling di seputaran wilayah tanggung jawab kami. Duduk tegak siaga di kendaraan berputar berkeliling menyusuri jalanan di sempitnya dan terjalnya bukit bukit di jazirah nabi. Terkadang berdecuk segan juga diri ini melihat begitu indah alam ciptaan Tuhan ini sekaligus berpikir penuh keheranan bagaimana para sahabat nabi bertarung dengan ekstremnya kondisi geografis ini untuk menyebarkan kebaikan. Sungguh sebuah usaha besar yang tidak sekedar butuh stamina namun keteguhan dan bajanya niat untuk mau dan mampu menaklukkan semua rintangan dan ujian yang ada.
Setelah peluh dan stamina ini kugaidakan serta kusumbangsihkan pada tugas, giliran waktuku sedikit ku sisihkan untuk seorang tercinta di seberang negeri. Ningrum, separuh hatiku yang setia kutinggal walau belum genap satu revolusi matahari menemaniku sebagai palaksa dalam bahtera keluarga kecilku. Ternyata teknologi menolongku kali ini, membantah hegemoni kebanyakan orang ahli bahwa kemajuan teknologi memberikan bad effect pada sekian banyak perilaku manusia. Jalinan komunikasiku tertolong oleh wahana yang bernama skype sebuah media online P2P (peer to peer) yang diciptakan oleh Niklas Zennström dan Janus Friis sehingga memungkinkan kita berkomunikasi serta bisa berhadapan langsung dengan seseorang kapanpun dan di manapun tempat berada di belahan bumi ini.
Kubuka laptopku dengan harapan hari ini sinyal berpihak kepadaku tidak terbajak di tengah jalan atau berhenti “pit stop” tersangkut oleh tingginya tower Burj dubai sehingga susah sekali connecting signal di skype ku berubah menjadi kuning. Streaming time semakin membuatku penasaran bisakah ku lihat dan ku dengar sapaan hati nun jauh disana. Biru menyala, syukur alhamdulilah dewa signal berpihak ku kali ini, kulihat sesosok penggetar hatiku dengan lembut menyapaku. Teduh hati ini melihat dan mendengar sapaan lembut permaisuri hidupku. Walaupun jeda waktu sunnguh terasa ketika suara berkumandang gerak lekuk tubuh menyusul dengan setia mengikutiku walau tertinggal sekian detik berlalu.
Kucurahkan segala keluh kesah dan suka ria ku hari ini, dan kuperdengarkan dengan setia segala kisah dan curatan hati seakan Morning Update yang rutin kuterima sebagai media rangkuman informasi kegiatanku selama seharian ini. Mulai bagaimana rutinitas sehari ini sampai hal terkecil genteng yang sudah bocor tiga hari ini tak tersentuh karena tidak ada yang sanggup memanjat. Simple namun hal itu yang terkadang mampu menghilangkan sedikit rasa rindu serta memangkas jauhnya jarak yang ada menjadi sekepalan tangan seperti duduk di depan monitor. Sungguh hidup ini terasa sangat terbantu, terima kasih Tuhan yang telah menciptakan skype dengan perantara orang orang kreatif yang telah melahirkannya.
Walaupun berbeda waktu 5 jam namun semua terasa tidak ada bedanya, hanya mata yang tidak mampu dibohongi oleh selisih waktu alami yang ada. Dengan sesegera mungkin ku tutup jendela hati ini dengan harapan semua akan berjalan lancar seperti air yang mengalir sampai ke laut walau terjalnya batu dan kerasnya karang selalu setia mengiringi. Kusibak tempat tidur indahku dan kusiap bertarung diperaduan dimensi mimpi yang indah. Ku sadar sebelum fajar tersenyum ku harus sudah menjemput di ujung kendaraan patroli kesayanganku, Membangunkan penduduk dengan sapaan hangat dan senyuman manis khas pasukan garudaku. Semoga dengan keikhlasan ini kita dapat di terima dengan sepenuh hati sebagai salah satu obat penenang bagi jantung hatinya dunia yang kini sedang bersedih tersangkut lara.
Gegap gempita hati ini ketika sepanjang jalan mulai dari anak kecil , anak muda dan orang dewasa memekikkan kata kata GARUDA setiap ketemu dengan parajurit berbendera merah putih di lengan kirinya. Sungguh ternyata obat terbaik untuk memacu semangat dan mengalihkan serta menyembuhkan segala peluh dan lelahnya diri adalah pekik GARUDA. Ketika semua itu terdengar terasa charger semangat ini kembali terisi untuk kembali bersemangat membawa nama harum ibu pertiwi.

Jumat, 08 April 2011

Badge baru semangat baru


Sebuah epos terlahir dari semangat pasukan yang terintis lahir dari bulatnya tekad serta terjalnya semangat dan tulusnya niat pengabdian. Tersinergi ter 'metamorfose" dalam satu kesatuan bulat erat dan kuat tak sedikitpun mampu teregang. Itualah "semangat"..........semangat sebegitu kuat demi kejayaan nama satuan......