Selasa, 19 Oktober 2010
Flipper " TANGGUH DI MEDAN TUGAS< RAMAH DI SEMUA ARAH"
Sebuah gagasan nan adiluhung tentang sosok penolong di negeri nusantara ini. Terilhami dari sosok binatang yang memiliki insting "penolong"yang maha dahsyat maka muncuulah ide untuk "mengadop" semangat tersebut sebagai sebutan "call sign" awak pesawat BASARNAS. Sebuah badan yang membidani lahirnya para penolong berhati mulia tidak pernah mengenal pamrih untuk menolong sesama di bumi indonesia. Sebuah kepercayaan yang telah di berikan merupakan garansi yang harus di ejawantahkan sebagai garda terdepan "rescuer" di indonesia. Flipper sebuah call sign simple bermakna luas dengan segala cita cita suci yang akan disandangnya. Dengan call sign yang baru kita berharap dan selalu berdoa semua tuga s di mana dan kapanpun juga akan kita laksanakan sebagai wujud darma bhakti tak kenal henti patriot sejati negeri.....baravo flipper
Minggu, 17 Oktober 2010
“Sregepo Sinau………”
Assalamualikum rasanya ucap syukur tak ayal akan selalu terucap dari bibir ini sekalian ikhlas puji doaku akan senantiasa terpanjat dari hati ini. Itu semua karena sebegitu besar nikmat yang tak ternilai harganya tercurahkan kepada kita sebagaimana takaran yang masing masing manusia telah ada secara kodatrinya. Perjalanan panjang hidup ini telah hampir sampai ke titik aman pertama yaitu seperempat abad lebih sedikit dengan segala rejeki yang menyertainya. Dimana seseorang sudah mulai menggapai cita cita yang di inginkan serta kejelasan akan kenikmatan duniawi mulai bisa terprediksi dan menghilangkan bayang bayang samar ketakutan.
Apabila melangkas napak tilas ke belakang tak sedikit pengorbanan yang bisa di sepelekan. Namun semua aral rintangan dan kerja keras adalah bumbu menuju kesuksesan. Seorang jenderal berpengaruh di Amerika Serikat Collin powell pernah berkata :
“Tiada rahasia untuk sukses. Kesuksesan adalah hasil dari persiapan, kerja keras dan belajar dari kegagalan.
Sebuah kegagalan adalah referensi yang sangat berharga bagi munculnya sebuah gold moment yang bernama keberhasilan. Terkadang yang kita butuhkan adalah sebuah energy positif akan keberhasilan, itu saja. Aura positif akan mendorong kita berbuat dan berhasil dengan nilai pencapaian yang positif juga.
Norman Vincent Peale
“People become really quite remarkable when they start thinking that they can do things. When they believe in themselves they have the first secret of success.”
Secara harfiah dapat diartikan sebagi berikut bahwa “Manusia menjadi sangat luar biasa saat mereka mulai berpikir bahwa mereka dapat melakukan banyak hal. Tatkala mereka percaya akan kemampuannya, mereka memiliki rahasia utama sebuah keberhasilan”.
Jika kita mau menyelami kehidupan apa kunci sukses dari sekian banyak orang yang kita anggap sukses di lingkungan sekitar kita, maka akan sangat sulit menentukan beberapa factor yang kemungkinan ada. Dari sebegitu banyak factor memiliki prosentase tersendiri dalam memberikan sumbangsih yang berbeda pula. Pendidikan mungkin menjadi alasan yang terlogis mengingat peran sertanya terutama dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang “character building”. Di Negara berkembang semacam Indonesia pendidikan adalah kunci sukses bagi seseorang sehingga bisa loncat strata dan mengubah kehidupan kearah yang lebih baik.
Banyak sekali cerita bak dongeng yang ada dan tidak sedikit menjadi motivator bagi sebagian banyak orang di negeri ini. Sebagai contoh anak petani yang bisa merengkuh kedudukan sebagai president director di salah satu perusahaan terkenal. Seorang anak desa mampu menjadi jenderal dan masih banyak lagi cerita nyata yang sebegitu inspiratifnya. Itu semua tak lain karena jalur pendidikan yang mengubah “old pattern” dimana orang yang sukses selalu seakan sudah merupakan takdir dan berasal dari kaum bangsaan dan colonial yang nenek moyangnya mempunyai darah istimewa untuk menjadi orang sukses. Hal itu wajar sebagai bentuk konsekuensi logis dari sekian lamanya Negara kita dijajah, sehingga salah satu doktrin sebagai jalan untuk tetap melanggengkan cengkeraman kekuasaan.
Teringat bagi sebagian besar kita bahwa para orang tua pernah berpesan dengan segala kata kata bijak dan petuahnya. Mereka hanya titip satu pesan yang tidak mungkin dapat di terima dengan akal pikiran seorang anak “ belajar yang rajin”. Terkadang sontak kita sedikit protes dengan hal itu, karena bagi kita belajar adalah suatu aktivitas yang jauh mengesalkan jika di sejajarkan dengan bermain bola sebuah aktivitas yang mampu mengeksploitasi seluruh rasa kegembiraan ,kebebasan dan kemerdekaan di kala itu. Di zaman hi tech sekarang ini rasanya game online ataupun play station menjadi barang yang ampuh untuk mengalahkan apa yang dinamakan “sregep sinau”.
Di jawa yang terkenal dengan budaya adiluhungnya, memilki sebuah warisan tradisi yang berkembang dan terpatri sebagai suatu doktrin tersendiri tentang arti penting pendidikan. Bagi mereka ( khususnya di jawa tengah dan sebagian jawa timur ) Memiliki sebuah pakem bahwa pendidikan anak di tempatkan di kasta tertinggi pencapaian hidup, bukan rumah, harta benda ataupun emas berlian yang melintang di leher dan tangan. Mereka lebih senang berujar ke orang lain bahwa mereka punya banyak anak dan telah lulus sarjana semua. Daripada dia harus bercerita punya rumah mewah ,mobil keluaran terbaru, ataupun tanah luas garapan yang terletak di semua tempat.
Dari mana kesadaran ini berasal, jika kita merunut ke zaman kerajaan, seakan hal itu sangatlah mustahil karena tingkat jenjang penggolongan masyarakat yang sangat kaku dibatasi oleh pola kasta. Karena pola itu pulalah seakan tidak ada jalan bagi seseorang untuk memperbaiki nasib loncat dari kasta satu ke kasta yang lebih atasnya. Suatu hal yang mustahil di kala itu untuk pindah kasta, seakan kasta itu adalah bagian ke enam dari panca indera yang otomatis ada sejak kita lahir ke dunia itu.
Di jawa sendiri banyak sekali kitab ataupun buku buku tentang pedoman hidup, yang merupakan hasil penggalian dari para Begawan yang sangat di patuhi di zamanya bahkan sampai sekarang. Salah satunya adalah pujangga kraton Surakarta Raden Ngabehi Ronggowarsito(15 Maret 1802 s/d 24 Desember 1873) yang menulis sebuah serat kalatida di ambil dari salah satu karya sastra terkenal dari prabu jayabaya raja Kediri kala itu, Adapun petikan Serat Kalatida yang dimaksud adalah sebagai berikut : “..Amenangi jaman edan, Ewuh aya ing pambudi, Milu edan nora tahan, Yen tan melu anglakoni,Boya kaduman melik, Kaliren wekasanipun, Ndilalah karsa Allah, Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada...”
Terjemahan bebasnya adalah: “Hidup di dalam jaman edan, memang repot. Akan mengikuti tidak sampai hati, tapi kalau tidak mengikuti geraknya jaman tidak akan mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan. Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga, sebahagianya orang yang lupa, masih lebih bahagia orang yang senantiasa ingat dan waspada”.
Kalimat terakhir yang selalu dipedomani adalah “…..Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada”, dimana jika didalami lebih lanjut bahwa untuk menghadapi zaman edan hanya dengan eling lan waspada yaitu ingat dan selalu waspada terhadap segala perubahan zaman, salah satu cara waspada adalah dengan pendidikan serta ilmu. Sehingga ilmu menjadi suatu yang wajib bagi sebagian besar penduduk jawa.
“Kembali ke benang merah” teringat dalang parto menggeret kembali sule dan andre ke pokok permasalahan. Sesungguhnya amat mendasar “bottom principal” jika segala kesuksesan kita berawal dari semangat jiwa dan sinergi gabungan dengan orang di sekeliling kita. Tidak mungkin bisa meraih sukses dengan segala derajat, pangkat dan embel embel yang kini melekat di dada dan pundak kita tanpa bantuan lampu penerang kita belajar, bollpoint “pilot” yang setia sepanjang masa, sampai mie instant yang sesekali memenuhi sepanjang aliran usus dan lamubung ini. Kesemunya seperti bagian dari rangkaian elektronika dengan fungsinya masing masing sehingga arus listrik dengan “ampere” nya mampu menstimulasi dan mengalirkan semngat untuk satu tujuan terakhir bekerja system elektronika dengan baik.
Memang tak terlupa sedikitpun kata kata sakti yang selalu terngiang dan tak sedikitpun pernah terlupa. Kata kata motivator yang seolah seperti arus datar namun sesungguhnya cambuk maut penggugah dan pengubah masa depan. “Sregepo sinau….le” , sekelumit namun bermakna luas. Tetaplah bersemangat karena hanya dengan keyakinan,semangat dan doa gunung terjal kesemuan akan terkoyak dan terlebur dengan sendirinya`.
Apabila melangkas napak tilas ke belakang tak sedikit pengorbanan yang bisa di sepelekan. Namun semua aral rintangan dan kerja keras adalah bumbu menuju kesuksesan. Seorang jenderal berpengaruh di Amerika Serikat Collin powell pernah berkata :
“Tiada rahasia untuk sukses. Kesuksesan adalah hasil dari persiapan, kerja keras dan belajar dari kegagalan.
Sebuah kegagalan adalah referensi yang sangat berharga bagi munculnya sebuah gold moment yang bernama keberhasilan. Terkadang yang kita butuhkan adalah sebuah energy positif akan keberhasilan, itu saja. Aura positif akan mendorong kita berbuat dan berhasil dengan nilai pencapaian yang positif juga.
Norman Vincent Peale
“People become really quite remarkable when they start thinking that they can do things. When they believe in themselves they have the first secret of success.”
Secara harfiah dapat diartikan sebagi berikut bahwa “Manusia menjadi sangat luar biasa saat mereka mulai berpikir bahwa mereka dapat melakukan banyak hal. Tatkala mereka percaya akan kemampuannya, mereka memiliki rahasia utama sebuah keberhasilan”.
Jika kita mau menyelami kehidupan apa kunci sukses dari sekian banyak orang yang kita anggap sukses di lingkungan sekitar kita, maka akan sangat sulit menentukan beberapa factor yang kemungkinan ada. Dari sebegitu banyak factor memiliki prosentase tersendiri dalam memberikan sumbangsih yang berbeda pula. Pendidikan mungkin menjadi alasan yang terlogis mengingat peran sertanya terutama dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang “character building”. Di Negara berkembang semacam Indonesia pendidikan adalah kunci sukses bagi seseorang sehingga bisa loncat strata dan mengubah kehidupan kearah yang lebih baik.
Banyak sekali cerita bak dongeng yang ada dan tidak sedikit menjadi motivator bagi sebagian banyak orang di negeri ini. Sebagai contoh anak petani yang bisa merengkuh kedudukan sebagai president director di salah satu perusahaan terkenal. Seorang anak desa mampu menjadi jenderal dan masih banyak lagi cerita nyata yang sebegitu inspiratifnya. Itu semua tak lain karena jalur pendidikan yang mengubah “old pattern” dimana orang yang sukses selalu seakan sudah merupakan takdir dan berasal dari kaum bangsaan dan colonial yang nenek moyangnya mempunyai darah istimewa untuk menjadi orang sukses. Hal itu wajar sebagai bentuk konsekuensi logis dari sekian lamanya Negara kita dijajah, sehingga salah satu doktrin sebagai jalan untuk tetap melanggengkan cengkeraman kekuasaan.
Teringat bagi sebagian besar kita bahwa para orang tua pernah berpesan dengan segala kata kata bijak dan petuahnya. Mereka hanya titip satu pesan yang tidak mungkin dapat di terima dengan akal pikiran seorang anak “ belajar yang rajin”. Terkadang sontak kita sedikit protes dengan hal itu, karena bagi kita belajar adalah suatu aktivitas yang jauh mengesalkan jika di sejajarkan dengan bermain bola sebuah aktivitas yang mampu mengeksploitasi seluruh rasa kegembiraan ,kebebasan dan kemerdekaan di kala itu. Di zaman hi tech sekarang ini rasanya game online ataupun play station menjadi barang yang ampuh untuk mengalahkan apa yang dinamakan “sregep sinau”.
Di jawa yang terkenal dengan budaya adiluhungnya, memilki sebuah warisan tradisi yang berkembang dan terpatri sebagai suatu doktrin tersendiri tentang arti penting pendidikan. Bagi mereka ( khususnya di jawa tengah dan sebagian jawa timur ) Memiliki sebuah pakem bahwa pendidikan anak di tempatkan di kasta tertinggi pencapaian hidup, bukan rumah, harta benda ataupun emas berlian yang melintang di leher dan tangan. Mereka lebih senang berujar ke orang lain bahwa mereka punya banyak anak dan telah lulus sarjana semua. Daripada dia harus bercerita punya rumah mewah ,mobil keluaran terbaru, ataupun tanah luas garapan yang terletak di semua tempat.
Dari mana kesadaran ini berasal, jika kita merunut ke zaman kerajaan, seakan hal itu sangatlah mustahil karena tingkat jenjang penggolongan masyarakat yang sangat kaku dibatasi oleh pola kasta. Karena pola itu pulalah seakan tidak ada jalan bagi seseorang untuk memperbaiki nasib loncat dari kasta satu ke kasta yang lebih atasnya. Suatu hal yang mustahil di kala itu untuk pindah kasta, seakan kasta itu adalah bagian ke enam dari panca indera yang otomatis ada sejak kita lahir ke dunia itu.
Di jawa sendiri banyak sekali kitab ataupun buku buku tentang pedoman hidup, yang merupakan hasil penggalian dari para Begawan yang sangat di patuhi di zamanya bahkan sampai sekarang. Salah satunya adalah pujangga kraton Surakarta Raden Ngabehi Ronggowarsito(15 Maret 1802 s/d 24 Desember 1873) yang menulis sebuah serat kalatida di ambil dari salah satu karya sastra terkenal dari prabu jayabaya raja Kediri kala itu, Adapun petikan Serat Kalatida yang dimaksud adalah sebagai berikut : “..Amenangi jaman edan, Ewuh aya ing pambudi, Milu edan nora tahan, Yen tan melu anglakoni,Boya kaduman melik, Kaliren wekasanipun, Ndilalah karsa Allah, Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada...”
Terjemahan bebasnya adalah: “Hidup di dalam jaman edan, memang repot. Akan mengikuti tidak sampai hati, tapi kalau tidak mengikuti geraknya jaman tidak akan mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan. Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga, sebahagianya orang yang lupa, masih lebih bahagia orang yang senantiasa ingat dan waspada”.
Kalimat terakhir yang selalu dipedomani adalah “…..Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada”, dimana jika didalami lebih lanjut bahwa untuk menghadapi zaman edan hanya dengan eling lan waspada yaitu ingat dan selalu waspada terhadap segala perubahan zaman, salah satu cara waspada adalah dengan pendidikan serta ilmu. Sehingga ilmu menjadi suatu yang wajib bagi sebagian besar penduduk jawa.
“Kembali ke benang merah” teringat dalang parto menggeret kembali sule dan andre ke pokok permasalahan. Sesungguhnya amat mendasar “bottom principal” jika segala kesuksesan kita berawal dari semangat jiwa dan sinergi gabungan dengan orang di sekeliling kita. Tidak mungkin bisa meraih sukses dengan segala derajat, pangkat dan embel embel yang kini melekat di dada dan pundak kita tanpa bantuan lampu penerang kita belajar, bollpoint “pilot” yang setia sepanjang masa, sampai mie instant yang sesekali memenuhi sepanjang aliran usus dan lamubung ini. Kesemunya seperti bagian dari rangkaian elektronika dengan fungsinya masing masing sehingga arus listrik dengan “ampere” nya mampu menstimulasi dan mengalirkan semngat untuk satu tujuan terakhir bekerja system elektronika dengan baik.
Memang tak terlupa sedikitpun kata kata sakti yang selalu terngiang dan tak sedikitpun pernah terlupa. Kata kata motivator yang seolah seperti arus datar namun sesungguhnya cambuk maut penggugah dan pengubah masa depan. “Sregepo sinau….le” , sekelumit namun bermakna luas. Tetaplah bersemangat karena hanya dengan keyakinan,semangat dan doa gunung terjal kesemuan akan terkoyak dan terlebur dengan sendirinya`.
Jumat, 08 Oktober 2010
KESABARAN
KESABARAN
Keputus asaan kuat mengakar
Rangkaian kegagalan dan ketumpulan jiwa berawal
Cercaan hujatan dan halus lembutnya sindiran
Terngiang dan berhenti tersiar
Sepoi halus mengusik bisik indera
Ya Allah ya Tuhanku
Penguasa dan pencipta semesta insani
Pertanda apa yang Engkau berikan
Tguran,peringatan atau sebuah jawaban
Hati Kristal membatu terdiam
Tak tau pasti dan meraba pelan
Apa gerangan semua ini
Secepat kilat
Embun pagi nan segar merona
Halus menetes Kristal hati
Semilir angin mencabut akar keputusasaan
Sabar dan tabah hati
Mungkin sandi yang jadi kunci
Ya Allah Ya Robbi
Bersimpuhku
Besujudku
Semoga hamba-Mu ini Engkau restui
Kesabaran tetap menjadi nikmat di “hati”
magoroku
Keputus asaan kuat mengakar
Rangkaian kegagalan dan ketumpulan jiwa berawal
Cercaan hujatan dan halus lembutnya sindiran
Terngiang dan berhenti tersiar
Sepoi halus mengusik bisik indera
Ya Allah ya Tuhanku
Penguasa dan pencipta semesta insani
Pertanda apa yang Engkau berikan
Tguran,peringatan atau sebuah jawaban
Hati Kristal membatu terdiam
Tak tau pasti dan meraba pelan
Apa gerangan semua ini
Secepat kilat
Embun pagi nan segar merona
Halus menetes Kristal hati
Semilir angin mencabut akar keputusasaan
Sabar dan tabah hati
Mungkin sandi yang jadi kunci
Ya Allah Ya Robbi
Bersimpuhku
Besujudku
Semoga hamba-Mu ini Engkau restui
Kesabaran tetap menjadi nikmat di “hati”
magoroku
MAWAR MEREKAH DI KERING KEMARAU
MAWAR MEREKAH DI KERING KEMARAU
Sekuntum mawar
Merah merekah
Memancar tentang arah
Secercah harapan terkembang
Geliat hidup gairah
Terbuka terbang masa menganga
Awal baru yang tlah lama musnah
Terlamban nan pasti menapak selangkah
Aura dalam diri tergolah
Keanehan rasa terasa memendar
Dunia sekejap indah
Terpatri makna penuh terkandung
Sekejap kilat tak terduga
Angin kering selatan terhembus
Fenomena alam termulai terhampar
Kemarau panjang terdadak mengancam
Fatamorgana menghias
Air mengalir sekejap musnah
Merpati putih termenung di dalam
Jauh memandang
Tersimpan seribu Tanya tak terbatas
Akankah mawarku tetap merekah
Merah nan kian merangah
Troda waktu berjalan coba menjawab
Ketulusan dan kesucian niat hidup
Tonggakan kuat tak tergoyah
Mawarku coba dan akan tetap merekah
magoroku
Sekuntum mawar
Merah merekah
Memancar tentang arah
Secercah harapan terkembang
Geliat hidup gairah
Terbuka terbang masa menganga
Awal baru yang tlah lama musnah
Terlamban nan pasti menapak selangkah
Aura dalam diri tergolah
Keanehan rasa terasa memendar
Dunia sekejap indah
Terpatri makna penuh terkandung
Sekejap kilat tak terduga
Angin kering selatan terhembus
Fenomena alam termulai terhampar
Kemarau panjang terdadak mengancam
Fatamorgana menghias
Air mengalir sekejap musnah
Merpati putih termenung di dalam
Jauh memandang
Tersimpan seribu Tanya tak terbatas
Akankah mawarku tetap merekah
Merah nan kian merangah
Troda waktu berjalan coba menjawab
Ketulusan dan kesucian niat hidup
Tonggakan kuat tak tergoyah
Mawarku coba dan akan tetap merekah
magoroku
Kamis, 07 Oktober 2010
TUHAN HENDAK BERKATA
TUHAN HENDAK BERKATA
Pagi nan cerah riang terhempas
Hembusan silir tentramkan jiwa
Keriangan dan ketenangan terpecah
Terbelah mengangah….
Terbesit kabar duka nestapa
Di ujung nun jauh nusantara
Sekejab mata sekelibas waktu
Serambi nan indah tersapu rata
Ombak maha digdaya mengumbar daya
Ribuan nyawa tanpa dosa
Terhempas terbawa
Kehidupan indah sekejap sirna
Tergeletak
Terhampar beratusan tak berdaya
Ibu pertiwi menangis
Tertunduk bersujud kala itu
Bertanya berdo’a,dan teriba
Apakah arti semua
Ujian atau dosa yang lama terkira
Tertundukny
Bersujudnya
Mungkin
Ttuhan hendak berkata
29 desember 2004
(tsunami and heartquarte
magoroku
Pagi nan cerah riang terhempas
Hembusan silir tentramkan jiwa
Keriangan dan ketenangan terpecah
Terbelah mengangah….
Terbesit kabar duka nestapa
Di ujung nun jauh nusantara
Sekejab mata sekelibas waktu
Serambi nan indah tersapu rata
Ombak maha digdaya mengumbar daya
Ribuan nyawa tanpa dosa
Terhempas terbawa
Kehidupan indah sekejap sirna
Tergeletak
Terhampar beratusan tak berdaya
Ibu pertiwi menangis
Tertunduk bersujud kala itu
Bertanya berdo’a,dan teriba
Apakah arti semua
Ujian atau dosa yang lama terkira
Tertundukny
Bersujudnya
Mungkin
Ttuhan hendak berkata
29 desember 2004
(tsunami and heartquarte
magoroku
PERJALANAN SEORANG MUSAFIR
Menapak langkah terhitung demi langkah
Setapak sejengkal lalu hilang berlalu
Debu kerikil batu terjal dan cadas keras terlintas
Tonggak awal tertancap tegak berbendera berkibar
Perjalanan lorong waktu tersekat menapak ke atas
Cucuran peluh
Tetesan darah
Rintihan sakit terekam mendalam
Terik mentari , dingin menusuk
Hempasan badai berganti mengiringi
Tekad bulat terucap
Keteguhan jiwa tonggak semangat
Untuk satu raihan
Rembulan bersinar di ufuk senja
Anonym
Menapak langkah terhitung demi langkah
Setapak sejengkal lalu hilang berlalu
Debu kerikil batu terjal dan cadas keras terlintas
Tonggak awal tertancap tegak berbendera berkibar
Perjalanan lorong waktu tersekat menapak ke atas
Cucuran peluh
Tetesan darah
Rintihan sakit terekam mendalam
Terik mentari , dingin menusuk
Hempasan badai berganti mengiringi
Tekad bulat terucap
Keteguhan jiwa tonggak semangat
Untuk satu raihan
Rembulan bersinar di ufuk senja
Anonym
MENDUNGPUN MENETESKAN AIRNYA
MENDUNGPUN MENETESKAN AIRNYA
Kegelapan menunjukan tanda
Sinar kecerahan mulai memudar
Hitampun bercampur melebur
Ketidak jelasan kinipun datang
Suara riuh entah dimana asal
Saut menyaut memperkeruh guruh
Riuh itu datang menghujam
Pohon sekokoh tergoyang tumbang
Terdiam seakan terpejam buta
Hawa sekitar terbisu tercengang
Diam bisu meratapi zaman
Kaku langkah terhenti mati
Kesedihan bercampur
Langitpun ikut tersentuh
Dan…..
Mendungpun meneteskan airnya
18 september 2004
( When I was commandant of third squadron )
magoroku
Kegelapan menunjukan tanda
Sinar kecerahan mulai memudar
Hitampun bercampur melebur
Ketidak jelasan kinipun datang
Suara riuh entah dimana asal
Saut menyaut memperkeruh guruh
Riuh itu datang menghujam
Pohon sekokoh tergoyang tumbang
Terdiam seakan terpejam buta
Hawa sekitar terbisu tercengang
Diam bisu meratapi zaman
Kaku langkah terhenti mati
Kesedihan bercampur
Langitpun ikut tersentuh
Dan…..
Mendungpun meneteskan airnya
18 september 2004
( When I was commandant of third squadron )
magoroku
ELANG NUSANTARA
ELANG NUSANTARA
Cerah pagi terik mentari
Terbentang menghiasi basah bumi
Misi suci kuat tergenggam
Kepakan sayap kokoh terkembang
Melejit melesat hilang
Tajam menghujam
Mengepak ,mencengkeram
Arungi angkasa nusantara
Terpadu , terbulat , tertekad
Swa Bhuana paksa
( on A – 13** flight from halim to adi s)
28 januari 2005
magoroku
Cerah pagi terik mentari
Terbentang menghiasi basah bumi
Misi suci kuat tergenggam
Kepakan sayap kokoh terkembang
Melejit melesat hilang
Tajam menghujam
Mengepak ,mencengkeram
Arungi angkasa nusantara
Terpadu , terbulat , tertekad
Swa Bhuana paksa
( on A – 13** flight from halim to adi s)
28 januari 2005
magoroku
DI UJUNG PENANTIAN
DI UJUNG PENANTIAN
( when I stayed at third grade )
Tanjakan kian mendaki
Titihan hampir terlampaui
Satu demi satu telah tetapaki
Tak kurasa tiga paruh waktu kulalui
Pedih, peluh,isakan air mata menemani
Suka duka nestapa terpatri mati
Pijakan-pijakan jadi saksi
Dikanan kiri sisi sejarah terpatri
Saksi bisu tidak pernah mati
Tiga empat pijakan lagi akan kulalui
Kerikil kecil dan kubangan air menghalangi
Sepoi anginpun kini akan berarti
Namun tekad bulat kumiliki
Semua kini wajib kulalui
Cita-cita tinggal selangkah lagi
Insya ALLAH istana akan kudatangi
22 agustus 2004
magoroku
( when I stayed at third grade )
Tanjakan kian mendaki
Titihan hampir terlampaui
Satu demi satu telah tetapaki
Tak kurasa tiga paruh waktu kulalui
Pedih, peluh,isakan air mata menemani
Suka duka nestapa terpatri mati
Pijakan-pijakan jadi saksi
Dikanan kiri sisi sejarah terpatri
Saksi bisu tidak pernah mati
Tiga empat pijakan lagi akan kulalui
Kerikil kecil dan kubangan air menghalangi
Sepoi anginpun kini akan berarti
Namun tekad bulat kumiliki
Semua kini wajib kulalui
Cita-cita tinggal selangkah lagi
Insya ALLAH istana akan kudatangi
22 agustus 2004
magoroku
dEWASA
dEWASA
Era masa bergerak bersama
Tak terasa tergelincir oleh asa
Waktu berlalu
Hari berganti
Dan zamanpun berjalan perlahan
Merangkak ku dulu
Kini terganti berdiri dan berlari
Ku terawang
Kuberpikir hidupku maju kini
Kutelusuri
Sebenarnya hidupku sampai disini
Yang abadilah kuberdiri
Dewasa…itulah ku kini
Tak kuduga tapi terjadi
Di depan aku ditantang
Sang topan berdiri berkacak pinggang
Tsunamipun tiap saat bisa mengancam
Aku harus mampu berdiri
Berdiri ku di dua kaki
Aku harus melangkah
Tanpa roda dan sandaran
Mungkin itulah kedewasaan
Sesuatu yang benar dan harus aku jalankan
magoroku
Era masa bergerak bersama
Tak terasa tergelincir oleh asa
Waktu berlalu
Hari berganti
Dan zamanpun berjalan perlahan
Merangkak ku dulu
Kini terganti berdiri dan berlari
Ku terawang
Kuberpikir hidupku maju kini
Kutelusuri
Sebenarnya hidupku sampai disini
Yang abadilah kuberdiri
Dewasa…itulah ku kini
Tak kuduga tapi terjadi
Di depan aku ditantang
Sang topan berdiri berkacak pinggang
Tsunamipun tiap saat bisa mengancam
Aku harus mampu berdiri
Berdiri ku di dua kaki
Aku harus melangkah
Tanpa roda dan sandaran
Mungkin itulah kedewasaan
Sesuatu yang benar dan harus aku jalankan
magoroku
SELALU SELAMANYA
SELALU SELAMANYA
Adakah waktu yang tak terbatas
Untuk ku merasakan bahagia
Saat aku jatuh cinta
Saat ku terbang kesana
Selalu denganmu kasihku selamanya
Selalu denganmu cinta ku bersama
Kaulah matahari dalam hidupku
Dan kaulah cahaya bulan di malam ku
Hadirmu selalu akan kutunggu
Cintamu selalu kurindu
Selalu denganmu kasih ku untukmu
Selalu denganmu cinta ku padamu
Tahukah diriku tak sanggup
Bila kau jauh dariku
Ku ingin dipelukmu selalu
Tuhan tetapkan rasa cinta ku ini hanya untuknya
Tetap setia selama-lamanya
From the bottom of my heart
Aishiteru
11 februari 2006
Adakah waktu yang tak terbatas
Untuk ku merasakan bahagia
Saat aku jatuh cinta
Saat ku terbang kesana
Selalu denganmu kasihku selamanya
Selalu denganmu cinta ku bersama
Kaulah matahari dalam hidupku
Dan kaulah cahaya bulan di malam ku
Hadirmu selalu akan kutunggu
Cintamu selalu kurindu
Selalu denganmu kasih ku untukmu
Selalu denganmu cinta ku padamu
Tahukah diriku tak sanggup
Bila kau jauh dariku
Ku ingin dipelukmu selalu
Tuhan tetapkan rasa cinta ku ini hanya untuknya
Tetap setia selama-lamanya
From the bottom of my heart
Aishiteru
11 februari 2006
The seventh code
The seventh code
( when I was born as chopper pilot,dedicated for Pegasus squadron)
Biru langit merona
Menancap kokoh rentetan hijau burangrang
Berhembus pasti angin menyambar
Menyisir sisi deru darah menggelora
Deru burung besi saut menyaut menusuk timfani
Meloncat lincah tak kenal berhenti
Kepakan sayap kuda terbang menari
Silih berganti angkasa pertiwi terhiasi
Seiring kibasan baling beruji
Pengabdian gigih tulus terniati
Cucuran peluh keringat kesetiaan
Tetesan darah dan air mata kewajiban
Silih berganti tak henti menghiasi
Tanpa imbal dan soal
Tekad bulat suci terpatri
Demi satu
Tegaknya darma tuk ibu pertiwi
magoroku
( when I was born as chopper pilot,dedicated for Pegasus squadron)
Biru langit merona
Menancap kokoh rentetan hijau burangrang
Berhembus pasti angin menyambar
Menyisir sisi deru darah menggelora
Deru burung besi saut menyaut menusuk timfani
Meloncat lincah tak kenal berhenti
Kepakan sayap kuda terbang menari
Silih berganti angkasa pertiwi terhiasi
Seiring kibasan baling beruji
Pengabdian gigih tulus terniati
Cucuran peluh keringat kesetiaan
Tetesan darah dan air mata kewajiban
Silih berganti tak henti menghiasi
Tanpa imbal dan soal
Tekad bulat suci terpatri
Demi satu
Tegaknya darma tuk ibu pertiwi
magoroku
Tetesan air kehidupan (13 september 2006 skadik 104)
Tetesan air kehidupan
(13 september 2006 skadik 104)
Detik gemericik air mengalir
Setetes demi setetes menetes perlahan
Aliran kehidupan mengalir pelan
Cucuran atap jatuh ke kubangan pembuangan
Rintihan , ratapan hias menghiasi
Ganti silih berganti riang mengiringi
Sedih senang berputar bak roda kehidupan
Atas dan bawah tak henti bergantian
Pahit, getir ,jadi kebiasaan
Kadang suka terselinap duka
Kedekatan hati pada ilahi
Jadi kunci yang hakiki
Ketenteraman hati
Kenyamanan nurani
Menjadi bukti
Tekad bulat seorang umat
Menjadi tanda tersirat
Turunnya nikmat dan ma’rifat
magoroku
(13 september 2006 skadik 104)
Detik gemericik air mengalir
Setetes demi setetes menetes perlahan
Aliran kehidupan mengalir pelan
Cucuran atap jatuh ke kubangan pembuangan
Rintihan , ratapan hias menghiasi
Ganti silih berganti riang mengiringi
Sedih senang berputar bak roda kehidupan
Atas dan bawah tak henti bergantian
Pahit, getir ,jadi kebiasaan
Kadang suka terselinap duka
Kedekatan hati pada ilahi
Jadi kunci yang hakiki
Ketenteraman hati
Kenyamanan nurani
Menjadi bukti
Tekad bulat seorang umat
Menjadi tanda tersirat
Turunnya nikmat dan ma’rifat
magoroku
Hatiku mati keras membatu (13 februari 2006 21.30 wirambara)
Hatiku mati keras membatu
(13 februari 2006 21.30 wirambara)
Tuhan esa mencipta semesta
Mahkluk bersama hidup tanpa beda
Takdir sama ternoda cela
Tersayat tercabik hati
Tak kenal iba
Terceca, terhina, terkoyak tak bersisa
Sakit ….sakit parah hatiku kini
Meradang …nan kian mengeras
Saluran darah nasihat
Tersumbat membeku di ujung pori
Tertolak….
Lepas singkat tak berbekas
Merenung jadi satunya muara
Menerawang bebas tanpa batas
Samar,semu dan tak lama sirna
Risau diri mencari arti
Kerak hitam hati kuat terpatri
Terbesit sinar putih bertanya
Dimana pintu gerbang taubat terbuka
Tabir terkuak seiring tergelincirnya sang surya ke peraduan
magoroku
(13 februari 2006 21.30 wirambara)
Tuhan esa mencipta semesta
Mahkluk bersama hidup tanpa beda
Takdir sama ternoda cela
Tersayat tercabik hati
Tak kenal iba
Terceca, terhina, terkoyak tak bersisa
Sakit ….sakit parah hatiku kini
Meradang …nan kian mengeras
Saluran darah nasihat
Tersumbat membeku di ujung pori
Tertolak….
Lepas singkat tak berbekas
Merenung jadi satunya muara
Menerawang bebas tanpa batas
Samar,semu dan tak lama sirna
Risau diri mencari arti
Kerak hitam hati kuat terpatri
Terbesit sinar putih bertanya
Dimana pintu gerbang taubat terbuka
Tabir terkuak seiring tergelincirnya sang surya ke peraduan
magoroku
Selasa, 05 Oktober 2010
Kumati dan hidup kembali
Kumati dan hidup kembali
( 27 mei 2006 jogja earthquake )
Fajar perlahan menyeruak terlambat
Cerah mentari benderang tetahan
Dingin sepoi terselimuti menghiasi pagi
Roda hidup berputar pasti sedia kala
Tergetar, terkeruak, goyah, sekejap
5.55 waktu tercatat sejarah tergaris
Bumi tergoncang isi terayak pecah terbelah
Rintihan ,jeritan saut menyaut
Sengau sakit menyayat pilu
Puluhan ribu gelintir umat manusia tak berdosa
Merintih iba tertindih
Meraung sakit terhimpit
Bumi remuk tak kompromi
Terayak,lebur tak berbentuk
Rahasia alam perlahan terkembang
Tuhan firman sekejap keagungan
Umat manusia meraba dan menerka
Cobaan ataukah murka yang ada
Kebelakang jauh menerawang senja
Intropeksi…..
Kurangkah kita bersyukur dan mengingat
Ataukah ……
Kecongkaan dan kesombongan yang berbuah murka
magoroku
( 27 mei 2006 jogja earthquake )
Fajar perlahan menyeruak terlambat
Cerah mentari benderang tetahan
Dingin sepoi terselimuti menghiasi pagi
Roda hidup berputar pasti sedia kala
Tergetar, terkeruak, goyah, sekejap
5.55 waktu tercatat sejarah tergaris
Bumi tergoncang isi terayak pecah terbelah
Rintihan ,jeritan saut menyaut
Sengau sakit menyayat pilu
Puluhan ribu gelintir umat manusia tak berdosa
Merintih iba tertindih
Meraung sakit terhimpit
Bumi remuk tak kompromi
Terayak,lebur tak berbentuk
Rahasia alam perlahan terkembang
Tuhan firman sekejap keagungan
Umat manusia meraba dan menerka
Cobaan ataukah murka yang ada
Kebelakang jauh menerawang senja
Intropeksi…..
Kurangkah kita bersyukur dan mengingat
Ataukah ……
Kecongkaan dan kesombongan yang berbuah murka
magoroku
INTROPEKSI DIRI
INTROPEKSI DIRI
(6 MEI 2006 22.45 WIRAMBARA)
Dingin
Malam sepi …….. lirih tak berarti
Kelam temani galaunya hati
Kosong …hampa tak terisi
Terawang jauh …….
Oleng terombang ambing kian kemari
Hilang sejenak tonggak tancapan diri
Bimbang……
Tak tentu arah …..
Kemana jalan harus dititi dan dilalui
Kekanan atau kiri
Sulit tak berarti tak bisa tuk mengerti
Entah apa semua ini
Semua ada tak terpondasi
Kadang seucap kata
Tanpa pikir rusak semua
Hati suci tersakiti
Menanggung dosa lidah tak bernyali
Mungkin hati - hati
Jadi kunci penjaga tajamnya nyali
RAHASIA TUHAN
Keheningan malam
Kegelapan malam mengambang
Sepoi lirih angin berhembus angin mengalir
Kegalauan hati terbesit tipis keraguan
Hati hambar bebas tanpa tanda
Kebiasaan berjalan lepas tak terikat
Sekejap petir terang menyala
Menyeruak hentak tak ternyana
Tertegun heran terperangah
Tercengang tegang mengunci arah
Kelam hitam tak terbaca
Tersamar padat makna rahasia
Terbesit penuh cerita
Sabar pelan menanti masa
Aku kan berjalan
Cerita berlanjut terajut
Gerangan apa ……ini semua
Waktu bergulir tabirkan terkuak terbentang
Langganan:
Postingan (Atom)