Sabtu, 09 Mei 2009

KEMARAU HATI DI TANDUSNYA SANUBARI


Hati tersipu malu
Riak gerak manusia tidak beradab

Sopan santun lenyap hanyut terbawa arus globalisasi

Harta menjadi raja tak bernyawa
Berhala tak berupa
Makluk halus tak terbaca

Semua terper"budak"

Sunyi jiwa tak bernyawa dan bertenaga

Panasnya angkara murka

Mengeringkan kalbu yang penuh iba

Kemarau kerontang kini menhantui hati suci
Tak ada lagi nurani
Yang setia membisiki dari yang punya diri

Semua terbawa nafsu angkara
Setan bergentayangan

Menari nari senang di atas hawa panas hati m...a...n...u...s...i...a

Kapan ini kan berakhir

Kapan umat ini berbalik lagi

Berjalan bersama di Jalan Yang Sejati
Dalam Khitah dan takdir yang terpatri

Semoga dan semoga

Malaikat rela turun
Membawa ke sejukan
Menyiramkan air di kemarau panjang hati
Dan menghembuskan sepoi di tandusnya sanubari



Tidak ada komentar:

Posting Komentar