Sangat sedikit yang bisa kita ucapkan dari sekian banyak ke"ganjilan" yang ada di negeri tua, yang telah ada sejak para nabi kekasih Tuhan diturunkan ke muka bumi sebagai kalifah pemberi arah kepada semua umatnya. Kerajaan penuh epos dan kemegahan pun "babylonia" konon ada di jazirah yang sekarang tersiar dengan Call sign ...Lebanon. Sebuah negara dengan karakter yang majemuk sebuah batas antara perpaduan dataran arab dengan segala budaya kentalnya dengan arus perubahan budaya barat yang dengan pastinya mengambil separoh lebih karakter asli 'pejuang gurun". Suatu asimilasi yang sebegitu menarik....sebuah software asli arab tapi ter"chasing" oleh modernitas bangsa eropa. Namun itulah kelebihan dan key factor dari bangsa lebanon.
walaupun di era ini berbagai macam kepentingan dan campur tangan berupaya untuk urun rembuk dalam jalannya "government" sebagai suatu signal pencengkeraman sebuah kekuatan dan ideologi di dunia ini. Di sinilah meja catur di mainkan dengan pemain yang lebih dari dua orang, semua bidak dan anak buah catur bisa digerakkan tidak hanya oleh pemain "on sit" tetapi semua pendukung mampu dan bisa untuk itu.
di tengan sengitnya percaturan yang terjadi, suatu sudut sempit di tengah ruang dimensi yang sebegitu luas saya berdiri untuk sebuah misi yang sedemikian jelas dan mulianya, sebagai bentuk ke "toleransian" dunia akan ketegangan dan permainan catur dari dua kubu yang belum selesai. Misi yang ternamai sebagai "peace keeper" , sebuah peran dan profesi baru yang menjadi konsekuensi setiap bangsa tentunya yang toleran terhadap bangsa lain yang tengah bergelut untuk kembali mengibarkan bendera putih perdamaian di muka bumi ini. seperti slogan super hero di kala kita kecil Ksatria Baja Hitam (kotaro minami) 'akan selalu berusaha menumpas kejahatan dan mengibarkan bendera putih perdamaian di muka bumi ini.
Sebuah profesi yang sebegitu mulia pada tujuan sesungguhnya.....dengan bekal sebagai salah satu perwakilan bangsa, untuk sedikit membantu bangsa lain yang menderita"sakit" terkambuhkan dengan nama peperangan. Di tengah kesadaran yang ada itulah kita berusaha untuk sekuat tenaga menjaga kehormatan bangsa dengan senjata utama "imparsiality" sebuah prinsip dasar dari seorang ksatria biru berjuluk 'Peace keeper"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar